Investasi di Kerinci Tembus Rp1,56 Triliun hingga Awal Oktober

Kabid Penanaman Modal DPMPTSP Kerinci
INDOSBERITA.ID.KERINCI – Kabupaten Kerinci terus menunjukkan geliat positif dalam sektor investasi. Berdasarkan data dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Kerinci, realisasi investasi hingga awal Oktober 2025 telah mencapai Rp1,564 triliun. Angka ini diperoleh dari laporan dan data yang dihimpun dari para pelaku usaha di berbagai sektor.
Kepala Bidang Penanaman Modal DPMPTSP Kabupaten Kerinci, Rafnir Zen, mengatakan bahwa pihaknya terus melakukan berbagai langkah strategis agar capaian investasi tahun ini dapat memenuhi target yang telah ditetapkan.
“Kami terus berupaya menciptakan iklim investasi yang kondusif melalui kemudahan perizinan dan pendampingan bagi pelaku usaha. Tujuannya agar para investor semakin percaya untuk menanamkan modalnya di Kerinci,” ujar Rafnir,Sabtu (4/10/2025).
Menurutnya, sejumlah sektor potensial kini menjadi fokus perhatian para investor. Di antaranya sektor pariwisata, perkebunan, kuliner, perhotelan, hingga proyek besar seperti pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang saat ini sedang dalam tahap pengerjaan.
Rafnir menambahkan, capaian positif ini melanjutkan tren pertumbuhan investasi yang telah terlihat pada tahun sebelumnya. Pada 2024, realisasi investasi di Kabupaten Kerinci bahkan melampaui target. Dari target sebesar Rp2,3 triliun, realisasinya berhasil mencapai Rp3,5 triliun atau sekitar 152 persen dari target.
“Capaian tahun lalu menjadi bukti bahwa Kabupaten Kerinci semakin dilirik oleh investor. Kami berharap momentum ini dapat terus berlanjut di tahun-tahun mendatang,” jelasnya.
Pemerintah daerah pun berkomitmen untuk terus mendukung para pelaku usaha melalui berbagai kebijakan yang pro-investasi, peningkatan infrastruktur, serta pelayanan perizinan yang lebih cepat dan transparan. Dengan demikian, diharapkan minat investor untuk berinvestasi di Kabupaten Kerinci akan terus meningkat dan berdampak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.(“)




