Produksi Sampah Tinggi, Tangsel Alami Krisis TPA

Tumpukan sampah di Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Banten ditutup dengan terpal. (Liputan6.com/Pramita Tristiawati) (© 2025 Liputan6.com).
INDOSBERITA.ID.TANGERANG – Tumpukan sampah terlihat memenuhi sejumlah titik di kawasan Ciputat, Kota Tangerang Selatan, terutama di sepanjang Jalan Dewi Sartika. Kondisi tersebut menjadi perhatian Kementerian Pekerjaan Umum (PU) setelah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipeucang dihentikan operasionalnya karena kapasitasnya telah melampaui batas.
Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PU, Dewi Chomistriana, menyebut TPA Cipeucang sebenarnya hanya dirancang untuk menampung sekitar 400 ton sampah per hari. Namun, jumlah sampah yang dihasilkan Kota Tangerang Selatan kini jauh lebih besar, yakni antara 800 hingga lebih dari 1.000 ton per hari.
“Dengan kondisi produksi sampah seperti itu, TPA Cipeucang sudah tidak memungkinkan lagi untuk beroperasi,” ujar Dewi di Jakarta, Jumat (19/12/2025).
Penutupan sementara TPA Cipeucang dilakukan oleh Pemerintah Kota Tangerang Selatan seiring rencana pembangunan lokasi pembuangan baru dan penataan sistem terasering. Akibatnya, alur pembuangan sampah terganggu dan menyebabkan penumpukan di sejumlah wilayah permukiman.
Menurut Dewi, idealnya sampah dialihkan ke fasilitas pengolahan seperti TPS3R dan TPST. Namun, kapasitas kedua fasilitas tersebut saat ini belum mampu mengimbangi lonjakan volume sampah harian.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, Pemkot Tangerang Selatan tengah mempercepat pembangunan TPA baru sebagai solusi sementara. Di saat bersamaan, Kementerian PU turut membantu melakukan kajian risiko terhadap TPA Cipeucang menyusul permintaan penutupan dari Kementerian Lingkungan Hidup.
Tak hanya itu, Tangerang Selatan juga tengah dipertimbangkan masuk dalam program pengolahan sampah menjadi energi listrik melalui proyek Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa).
“Masih dalam proses evaluasi, termasuk penentuan lokasi yang paling tepat,” kata Dewi.




