Panggung Retak di Pestapora 2025,30 Musisi Mundur

Musik Pestapora Batal di Gelar,Photo Kompas

INDOSBERITA.ID.JAKARTA – Pestapora, salah satu festival musik paling ditunggu di Indonesia, tahun ini berubah menjadi panggung yang retak sebelum denting pertama terdengar. Lebih dari 30 musisi dan band memilih angkat kaki dari line-up, menyusul kontroversi kerja sama sponsor antara Pestapora 2025 dan perusahaan tambang raksasa, PT Freeport Indonesia.

Bukan sekadar drama panggung, keputusan para musisi ini menyulut obrolan panas di media sosial, menjadi perbincangan publik, dan bahkan mengguncang narasi pesta musik sebagai ruang bebas berekspresi.

Barisan musisi yang mundur bukan nama-nama kecil. Dari Hindia, .Feast, Petra Sihombing, hingga band-band independen seperti Rebellion Rose, Navicula, dan Rekah, keputusan mereka seragam: mundur sebagai bentuk protes atas kehadiran Freeport sebagai sponsor.

Lebih dari sekadar aksi diam, sejumlah band seperti Rebellion Rose bahkan mengembalikan fee dan mengganti penampilannya dengan orasi lingkungan. Ini bukan panggung kosong, tapi panggung perlawanan.

Kontroversi ini mencuat usai publik menyadari bahwa salah satu sponsor utama Pestapora adalah PT Freeport Indonesia, perusahaan tambang yang kerap dikaitkan dengan isu lingkungan dan hak masyarakat adat di Papua. Dalam waktu singkat, tekanan dari publik dan musisi meningkat.

Kiki Aulia Ucup, Direktur Festival Pestapora, akhirnya angkat bicara. Melalui unggahan video resmi di Instagram pada Sabtu (6/9), ia menyampaikan permintaan maaf terbuka.

“Saya sekali lagi meminta maaf atas kelalaian kami dalam menempuh langkah untuk bekerja sama dengan PT Freeport Indonesia,” kata Ucup.

Festival boleh selesai. Tapi gema dari sikap ini akan terus bergema, mewarnai diskusi tentang etika, tanggung jawab, dan keberpihakan dalam industri kreatif kita.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *