Mi Instan Jadi Menu Harian,Vietnam Catat Rekor Konsumsi Tertinggi di Dunia

Photo Mie Instan
INDOSBERITA.ID.JAKARTA – Vietnam mencatatkan prestasi unik di peta industri pangan global. Negara Asia Tenggara ini kini menjadi pemimpin dunia dalam konsumsi mi instan per kapita, melampaui sejumlah negara yang selama ini dikenal sebagai “rumah” produk mi instan.
Data terbaru menunjukkan bahwa rata-rata warga Vietnam mengonsumsi sekitar 81 porsi mi instan per tahun. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan Korea Selatan maupun Thailand, dua negara dengan industri mi instan yang sangat kuat. Jika dihitung secara sederhana, masyarakat Vietnam menikmati mi instan hampir setiap empat hingga lima hari sekali.
Tingginya angka konsumsi ini menegaskan bahwa mi instan bukan sekadar makanan alternatif, melainkan telah menyatu dengan keseharian masyarakat. Dari kawasan perkotaan yang dinamis hingga desa-desa di pedalaman, mi instan hadir sebagai pilihan praktis lintas kelas sosial.
Meski jumlah penduduk Vietnam tidak sebesar negara-negara raksasa Asia, tingkat keterikatan konsumen terhadap mi instan menciptakan pasar yang sangat solid dan konsisten. Loyalitas ini menjadi fondasi utama kekuatan pasar mi instan Vietnam.
Namun, gambaran tersebut sedikit berubah ketika melihat total konsumsi nasional. Berdasarkan laporan World Instant Noodles Association (WINA) untuk tahun 2024, posisi Vietnam berada di bawah beberapa negara dengan populasi lebih besar:
-
Tiongkok (termasuk Hong Kong): 40 miliar porsi
-
Indonesia: 14 miliar porsi
-
India: 8,32 miliar porsi
-
Vietnam: 8,14 miliar porsi
India tercatat mengonsumsi mi instan lebih banyak secara total dibandingkan Vietnam. Meski demikian, selisih tersebut terutama disebabkan oleh jumlah penduduk India yang sangat besar. Dari sisi konsumsi per orang, Vietnam unggul jauh dengan intensitas yang jauh lebih tinggi.
Kontras antara konsumsi per kapita dan total volume nasional ini memperlihatkan karakter pasar Vietnam yang khas. Pertumbuhan industri tidak digerakkan oleh ledakan populasi, melainkan oleh kebiasaan konsumsi yang sudah mengakar kuat.
Kondisi ini menjadikan Vietnam sebagai pasar strategis sekaligus “arena uji coba” bagi produsen mi instan global. Stabilitas permintaan di negara ini berperan penting dalam membentuk arah pengembangan rasa, desain kemasan, hingga sistem distribusi di kawasan Asia Tenggara.




