Flu Varian Baru ‘Subclade K’ Picu Lonjakan Kasus di Berbagai Negara

Photo Ilustrasi
INDOSBERITA.ID.JAKARTA – Sebuah varian baru dari influenza A H3N2, yang dikenal sebagai “subclade K,” mulai menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia. Mutasi pada strain ini memicu lonjakan infeksi di sejumlah negara dan diduga dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan musim-musim sebelumnya.
Menurut Dr. Thomas Russo, pakar penyakit menular dari University at Buffalo, data awal menunjukkan bahwa infeksi sebelumnya maupun vaksin flu yang ada saat ini memberikan perlindungan yang kurang optimal terhadap subclade K.
Dr. Amesh Adalja dari Johns Hopkins Center for Health Security menjelaskan bahwa subclade K sebenarnya merupakan turunan dari strain H3N2 yang sudah lama beredar. Namun, seperti virus flu pada umumnya, mutasi baru muncul untuk memberi keuntungan bagi virus tersebut.
“Tahun ini, H3N2 memiliki tujuh mutasi baru,” kata Dr. Russo, dikutip dari Prevention.
Subclade K telah ditemukan di Jepang, Inggris, dan Kanada, masing-masing melaporkan kasus dengan gejala yang cenderung lebih berat. Inggris bahkan memperingatkan bahwa negara itu bisa menghadapi salah satu musim dingin terburuk mereka.
Di Amerika Serikat, situasinya masih belum jelas.
“Kami belum menerima laporan flu sekitar enam minggu akibat penutupan pemerintah. Kita masih menunggu data dari CDC,” ujar Dr. William Schaffner dari Vanderbilt University.
Gejala Sama, Dampak Bisa Lebih Serius
Meski berpotensi memicu penyakit lebih berat, gejala subclade K tetap mirip flu pada umumnya:
- demam atau menggigil
- batuk
- sakit tenggorokan
- hidung tersumbat atau meler
- nyeri tubuh
- sakit kepala
- kelelahan
Pada anak-anak, muntah dan diare juga dapat terjadi. “Tidak ada yang berbeda dari gejala ini,” kata Dr. Schaffner.
Vaksin Masih Berfungsi, Tapi Tidak Sempurna
Vaksin flu musim ini tetap memberikan perlindungan, meski tidak sepenuhnya sesuai dengan subclade K. Proses produksi vaksin yang membutuhkan waktu panjang membuat pemilihan strain sering kali tidak dapat mengantisipasi mutasi baru.
Efektivitas vaksin tahun ini diperkirakan:
- 30%–40% dalam mencegah kunjungan UGD bagi usia 65+
- hingga 75% pada anak usia 2–17 tahun
Lebih sedikitnya orang yang divaksinasi ditambah munculnya varian baru membuat musim flu ini berpotensi menjadi lebih berat.




