Deretan Stasiun Tertua di Indonesia, Warisan Zaman Kolonial

via kebudayaan.kemdikbud.go.id
INDOSBERITA.ID.JAKARTA – Sebelum mobil dan pesawat mendominasi, kereta api adalah simbol kemajuan dan modernitas di Hindia Belanda. Di balik deru lokomotif dan bunyi peluit yang khas, tersimpan kisah panjang tentang bagaimana stasiun-stasiun tua di Indonesia menjadi saksi perubahan zaman—dari era kolonial hingga kini.
Perjalanan itu dimulai di Semarang, Jawa Tengah. Di kota pelabuhan ini, untuk pertama kalinya rel kereta api dibangun oleh perusahaan swasta Belanda, Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM). Jalur perdana yang diresmikan pada 17 Juni 1864 menghubungkan Desa Kemijen menuju Tanggung, Grobogan, dan menjadi tonggak lahirnya transportasi modern di Nusantara.

Zaman Kolonial Belanda
- Stasiun Semarang Gudang – Titik Awal Sejarah
Dibangun pada tahun 1864, Stasiun Semarang Gudang menjadi stasiun pertama di Tanah Air. Meski kini tak lagi melayani penumpang, tempat ini dulunya berperan penting dalam mengangkut hasil bumi dan komoditas dari pedalaman Jawa menuju pelabuhan. Bangunannya yang masih berdiri hingga kini seolah menjaga ingatan tentang awal mula perkeretaapian Indonesia.
- Stasiun Semarang Tawang – Ikon Kolonial yang Masih Hidup
Empat tahun setelah Semarang Gudang, berdirilah Stasiun Semarang Tawang (1868). Arsitekturnya yang klasik bergaya kolonial kini menjadikannya ikon bersejarah Kota Semarang. Uniknya, stasiun ini tetap aktif melayani perjalanan jarak jauh hingga hari ini, menghubungkan Semarang dengan Yogyakarta dan Surakarta.
- Stasiun Samarang NIS – Cikal Bakal Jalur Rel Nusantara
Masih di Semarang, ada pula Stasiun Samarang NIS, dibangun pada tahun yang sama dengan jalur perdana 1864. Stasiun ini menjadi pusat operasional pertama NISM, namun kini hanya tinggal sisa-sisa bangunan yang menjadi monumen sunyi sejarah perkeretaapian nasional.
- Stasiun Solo Balapan – Legenda dari Kota Bengawan
Resmi beroperasi pada 1873, Stasiun Solo Balapan menjadi salah satu simpul utama jalur tengah Jawa. Tak hanya bersejarah, stasiun ini juga melekat dalam budaya populer, terutama lewat lagu legendaris “Stasiun Balapan” karya Didi Kempot yang membuatnya abadi di hati masyarakat.
- Stasiun Surabaya Kota – Si “Semut” dari Timur
Dikenal sebagai Stasiun Semut, Stasiun Surabaya Kota dibuka pada 16 Mei 1878. Dahulu, stasiun ini melayani angkutan hasil pertanian dari wilayah timur Jawa menuju pelabuhan. Kini, stasiun ini tetap sibuk melayani kereta jarak jauh dan menjadi salah satu warisan penting transportasi Indonesia bagian timur.
- Stasiun Bogor – Dari Buitenzorg ke Kota Hujan
Stasiun Bogor (dulu Buitenzorg) diresmikan pada 1873 oleh Staatsspoorwegen (SS). Jalur Batavia–Buitenzorg menjadi penghubung vital antara pusat pemerintahan kolonial dan wilayah perkebunan di selatan. Kini, stasiun ini menjadi simpul utama KRL Jabodetabek dan salah satu yang tersibuk di Indonesia.
- Stasiun Ambarawa – Museum Hidup Sejarah Rel
Awalnya bernama Stasiun Willem I, Stasiun Ambarawa diresmikan pada 21 Mei 1873. Kini stasiun ini bertransformasi menjadi Museum Kereta Api Ambarawa, rumah bagi puluhan lokomotif tua, termasuk lokomotif uap yang masih berfungsi dan menjadi daya tarik wisata sejarah di Jawa Tengah.




